PETRONAS dan Kemahiran Exiting Investment
September 12, 2013 at 11:02 am 1 komen
http://www.thestar.com.my/Business/Business-News/2013/09/11/Petronas-pulls-out-of-Venezuela-project.aspx
“Petronas confirms that its subsidiary, PC Venezuela Ltd, has decided to withdraw from its 11% participation in the Carabobo project and has informed the Venezuelan authorities on Aug 27,” it said in a brief statement yesterday. It did not give any reason for the move.
Petronas was part of a consortium with Repsol from Spain, ONGC from India and two other small Indian firms that collectively held 40% while 60% was held by stated-owned Petroleos de Venezuela (PDVSA). The planned investment over 25-year Carabobo project was US$20bil. It would entail building a 200,000 barrel-per-day upgrader facility to process heavy crude oil into light crude oil.
Reuters reported that Petronas’ exit followed some disagreements with PDVSA. The news agency speculated that the other partners in the consortium were likely to share the 11% Petronas stake.
Reuters said the consortium had paid US$1.05bil (RM3.46bil) to the Venezuelan government as of May 2010 and had to deliver an extra US$1bil (RM3.31bil) to finance the PDVSA stake.
PETRONAS – Touch & Go Investment?
Nampaknya, PETRONAS sudah semakin biasa dengan investment ikut suka. Mungkin senang sangat dapat akses kepada dana, semuanya boleh dilakukan dengan mudah.
Soalnya, bila masalah berlaku, kalangan yang terlibat ada atau tidak diminta untuk membentangkan laporan kepada kerajaan? Apakah PMO tahu dengan masalah dalam PETRONAS? Siapa accountable dengan beberapa keputusan penting dalam PETRONAS?
Berapa kerugian pelaburan di Venezuela? Di Oman? Di banyak lagi negara yang PETRONAS main labur secara geli-geli. Foreplay investment.
Apa Jadi Di INDONESIA?
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (14/8). Rudi diduga menerima uang terkait tindak pidana penyuapan.
Petugas KPK menangkap Rudi dalam operasi tangkap tangan pada Selasa (13/8) malam di kediamannya Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan.
Saat penangkapan itu, petugas KPK menemukan uang senilai 400 ribu dolar AS. Uang itu diduga diberikan orang berinisial A. Mengenai dugaan itu, Rudi memberikan sangkalan.
“Saya tak lakukan korupsi, tetapi saya kelihatannya masuk masalah gratifikasi. Ada teman yang datang bawa uang,” kata dia, saat keluar dari gedung KPK menuju rumah tahanan, Rabu malam.
Apakah benar PETRONAS mahu mengambil pegawai tinggi SKK MIGAS sebagai Country Head walaupun sudah disiasat isu rasuah? Siapa orang dalam PETRONAS yang bersungguh mahu individu rasuah diletak sebagai pemimpin utama PETRONAS di Indonesia? Omar Ong? Peter Sondakh?
RAPID
Apa jadi dengan RAPID? Tangguh? Cancel? Atau PETRONAS pun sedang berfikir nak EXIT juga daripada pelaburan RAPID?
Cer citer.
Entry filed under: Omar Mustafa Ong, Petronas. Tags: light crude oil, minyak dan gas bumi, pelaburan, petroleos de venezuela, PETRONAS, venezuela project, venezuelan authorities.
1 Komen Add your own
Tinggalkan Jawapan kepada dayang senandung Batal balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. dayang senandung | September 12, 2013 at 11:59 am
PMO tidur le….
Madey pun tidor juga